Pages

Sabtu, 23 Juni 2012

Pengalaman Pribadi


 Tafakur Alam
Yang Tak Terlupakan

Ini cerita tentang tim mentoring yang terdiri dari 4 pemuda yaitu ketua tentor Ka Andri, dan anak didiknya yaitu saya sendiri Sulistyo, Dihans dan Hary. Pada awalnya tim mentor ini anggotanya bisa dibilang cukup banyak namun berjalannya waktu seperti halnya batu yang diterjang air ombak setiap waktunya akhirnya terkikis sedikit demi sedikit hingga saat ini yang aktif tinggal 4 orang dan Insya Allah sapai kapun pun tetap istiqomah.
Tapi kali ini saya ingin lebih bercerita tentang salah satu perjalanan yang pernah saya lakukan bersama mereka yaitu tafakur alam ke puncak dengan uang pas-pasan. Ya ini berawal keinginan dari kami siswa yang jenuh dan lelah terhadap aktifitas di sekolah dan sangat ingin reflesing dan ingin mencari suasana baru. Namun keinginan yang besar ini tidak berbanding lurus dengan keuangan yang kami miliki. Tahu sendiri saat itu kami adalah 3 pemuda SMA yang berjiwa muda dengan banyak keinginan, bergaya selangit, namun moto “kanker” yaitu kantong kering yaa walapun sampai d bangku kuliah ini masih sama malah lebih parah mungkin yaitu pemuda yang pas-pasan terutama pada muka hehehe tapi sudah cukup meratapinya… Dan ketua tentor kami yang bernama Ka Andri saat itu masih kuliah di IPB tingkat akhir namun masih mau menyempatkan mengajari dan membimbing kami tentang ilmu Agama Islam.
Singkat cerita kami berkonsultasi kepada Ka Andri lalu Ka Andri mengusulkan kepada kami jalan-jalan namun tetap ada nilai agama didalamnya jadi akhirnya kami memutuskan bertafakur ke puncak. Perjalanan dimulai sepulang sekolah dan start di Stasiun Lenteng Agung sebelum sekitar pukul 11.00, kami membeli tiket jurusan Bogor. Sampai di stasiun Bogor tepat masuk waktu salat Jum’at. Setelah melakukan salat Jum’at kami langsung mencari makanan untuk makan siang. Sampai sini semua masih aman terkendali dan semua masih semangat ’45.setelah makan itulah kami baru menyadari bahwa uang yang kami miliki tidak cukup bila naik angkot. Kesedihan pun dimulai dari sini, kenapa??? Karena dari sini kami memutuskan untuk berjalan kaki sekitar 10 Km kearah puncak. Bila saya ceritakan secara mendetail setiap detik dan menitnya perjalanan ini sangat nelongso (klo kata orang jawa mah) panas + lelah semua campur baur jadi satu hehehe
Namun anehnya kami tetap semangat dan selalu ada canda tawa di setiap langkah yang kami tempuh ini. Ya itulah kami selalu tertawa dan menikmati semua dengan kepolosan. Karena canda dan tawa itulah mungkin yang membuat kami tetap semangat berjalan ini. Tanpa terasa pun 10 Km pun terlewati, lalu kami menyarter angkot menuju masjid di atas puncak. Di sini pun ada hal lucu yang kami alami angkot yang kami sewa bersopirkan anak muda yang gaul dan angkotnya di penuhi sounds speker di dalamnya. Perjalanan menuju puncak ini diisi dengan musik-musik dari dalam angkot dan satu hal lagi yang tak akan terlupakan adalah cara mengemudi sopirnya yang selalu ngebut dari awal sampai akhir tujuan. Sehingga didalam angkot kami tidak dapat beristirahat nahh yang ada kami deg-deg kan sepanjang perjalanan hehehe
Tidak beberapa pun kami sampai di tujuan yaitu masjid puncak. Di sini kami tidak sempat mandi karena sudah sore dan suhunya sangat dingin. Malam pun tiba setelah melakuan salat maghrib sambil menunggu salat isya kami mengisinya dengan berkeliling masjid dan setelah salat isya kami langsung makan malam. Tak akan saya lupakan makan malam saat itu kenapa bukan karena suasananya yang dingin namun yang bikin tak terlupakan adalah kami makan nasi goreng terasa sangat enak karena kami sangat kelaparan namun sangat sedikit nasinya + mahal hehehe
Malam yang dingin pun menyelimuti kami ditambah angin yang berhembus sempriwing menambah suasa menggigil badan kami. Masalah plus kelucuan selanjutnya pun tiba yaitu ternyata tidak diperbolehkan tidur di dalam masjid. Jadi kami harus tidur di teras masjid dan tidak beralaskan apa pun dan sangat-sangat dingin rasanya. Karena kami tidak tahan dengan kedinginan itu kami harus kucing-kucing dengan satpam masjid tuk tidur namun tetap gagal rencana kami itu. Lalu akal pun terus berpikir untuk mengurangi rasa dingin ini akhirnya pun kami bersama-sama mengambil tiker masjid tuk menyelimuti kami. Akhirnya kami pun bisa tidur dengan nyenyak.
Subuh pun datang membangunkan kami, kami langsung melaksanakan keajiban kami yaitu salat subuh berjamaah. Setelah salat kami menikmati susana pagi dan udara yang sejuk di sekitar masjid sambil berjalan-jalan. Kami pun pergi ke tempat para layang untuk menikmati matahari terbit. Disinilah kami merasakan kebesaran Allah swt yang sangat indah kami rasakan seketika saat melihat matahari menyinari permukaan bumi. Rasa syukur teramat sangat menyelimuti diri kami saat itu. Semua kerja keras dan pengorbanan ketika menuju puncak semua terbayarkan seketika.

P
elajaran yang saya dapat dari pengalaman tafakur ini adalah  syukuri atas semua yang telah diberikan Allah kepada kita karena tidak ada kenikmatan lain yang bisa menandingi kenimatan yang diberikan-Nya dan saat kita bekerja dibidang apa pun itu lakukanlah dengan maksimal, ikhlas dan jangan banyak mengeluh Insya Allah akan ada hal baik yang akan menanti kita nantinya.




Kamis, 21 Juni 2012

INFLASI


Inflasi merupakan Kecenderungan naiknya harga barang-barang secara umum dan terjadi secara terus menerus. Kenaikan harga satu atau beberapa barang tidak dapat dikatakan bahwa terjadi inflasi. Selain itu, apabila kenaikan harga barang terjadi secara temporer, seperti menjelang hari raya misalnya, maka hal itu tidak dapat dikatakan sebagai inflasi. Dengan naiknya harga barang-barang di satu sisi, hal itu mengandung arti terjadinya penurunan nilai uang di sisi lain.
Dan dalam ilmu ekonomiinflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Dan berikut ini akan di jelaskan secara terperinci semuanya dari peyebab sampai peran bank sentral terhadap inflasi:

Ø  Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Berdasar sebab terjadinya:
Demand Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena desakan permintaan masyarakat akan barang dan jasa begitu kuat. Inflasi ini muncul karena naiknya tingkat pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat cenderung membeli barang dan jasa lebih banyak dari yang biasa mereka gunakan. Misalnya seseorang yang biasa mengkonsumsi susu satu gelas sehari, karena pendapatnya meningkat, maka konsumsi susunya juga meningkat menjadi 3 gelas sehari. Dengan meningkatnya konsumsi atau pembelian, akan mendorong naiknya harga barang-barang.
Cost atau Cost-push Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan karena naiknya biaya produksi. Misalnya terjadi kenaikan bahan bakar atau tuntutan buruh akan kenaikan upah, dimana kedua hal itu merupakan bagian dari biaya produksi, maka perusahaan pun akan menaikkan harga jual barang dan jasanya.

Berdasar asal-usul terjadinya:
·         Domestic inflation, yaitu inflasi yang berasal atau bersumber dari dalam negeri;
Misalnya pemerintah mengalami defisit anggaran belanja kemudian pemerintah mencetak uang baru, sehingga jumlah uang beredar bertambah. Keadaan ini akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat, bila penawaran barang tetap, maka hal ini akan mendorong kenaikan harga barang-barang.
·         Imported inflation, yaitu inflasi yang berasal dari luar negeri.
Sebagai contoh adalah negara kita, dimana negara kita masih banyak mengimpor bahan baku dan barang modal lainnya. Apabila harga barang-barang yang diimpor itu naik, maka biaya produksi juga meningkat, yang akhirnya akan menaikkan harga jual barang dan jasa.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi disuatu negara diantarnya:
Dari sudut pandang ekonomi, pada prinsipnya inflasi itu terjadi karena tidak adanya keserasian antara laju pertambahan uang dan tingkat pertumbuhan barang dan jasa. Apabila jumlah uang beredar meningkat, sedangkan produksi barang dan jasa tetap, maka hal ini cenderung akan mendorong terjadinya inflasi. Namun demikian, dari uraian tentang jenis-jenis inflasi dapat diidentifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya inflasi, yaitu antara lain :
·         Naiknya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa
·         Kenaikan biaya produksi
·         Defisit anggaran belanja (APBN)
·         Menurunnya nilai tukar rupiah

Ø  Langkah Pemerintah Kendalikan Inflasi
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:

• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
• Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.
• Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
• Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.

3. Kebijakan Non Moneter
Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
• Menekan tingkat upah.
• Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
• Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
• Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
• Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
• Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.
 

4. Kebijakan Sektor Riil
Kebijakan sektor riil dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Contohnya bank BRI mencanangkan tahun ini sebagai Microyear.
• Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.
• Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.

Ø  Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Ø  Mengukur Inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Ø  Dampak
Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Ø  Peran Bank Sentral
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.



LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan
Saya akan memberikan info inflasi yang telah terjadi di Indonesia pada tahun 2012. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca
Bulan Tahun
Tingkat Inflasi
Mei 2012
4.45 %
April 2012
4.50 %
Maret 2012
3.97 %
Februari 2012
3.56 %
Januari 2012
3.65 %
Desember 2011
3.79 %
November 2011
4.15 %
Oktober 2011
4.42 %
September 2011
4.61 %
Agustus 2011
4.79 %
Juli 2011
4.61 %
Juni 2011
5.54 %
Mei 2011
5.98 %
April 2011
6.16 %
Maret 2011
6.65 %
Februari 2011
6.84 %
Januari 2011
7.02 %
Desember 2010
6.96 %
November 2010
6.33 %
Oktober 2010
5.67 %

www.bi.go.id › Home  Moneter  Inflasi


Sabtu, 02 Juni 2012

Aset Berharga


Aset Berharga
Semoga informasi ini dapat membuka pandangan dan diri kita untuk lebih optimis lagi. Sadarkah kita bahwa Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang dasyat? Data berikut barangkali akan mengingatkan kita tentang asset yang sangat berharga dan ada dalam diri setiap manusia.
Ø  Dalam tubuh manusia terdapat 1 triliun sel.
Ø  Dalam 1 sel terdapat 23 pasang kromosom.
Ø  Dalam 1 kromosom terdapat 3 milyar DNA.
Ø  DNA manusia disusun oleh 4 alfabet yaitu A, T, C dan G ( Adenin, Timin, Guanin, Citosin).
Ø  Kalau susunan alphabet manusia disusun, panjangnya tidak kurang dari 600 kali jarak bumi matahari.
Hasil penenemuan Prof. Isaac Asimov dalam The Brain mengajarkan kepada kita:
Mengapa kita tidak menjadi pelajar yang lebih baik, padahal kita memiliki 200 miliar sel otak?
Ø  Mengapa kita tidak lebih baik dalam mengingat, padahal otak kita dapat menggunakan sekitar 100 miliar bit informasi ( sama dengan 500 ensiklopedia ) ?
Ø  Mengapa kita tidak menjadi pemikir yang lebih cepat, padahal pikiran kita bergerak dengan kecepatan lebih dari 300 mil per jam ( lebih cepat dari kereta tercepat )?
Ø  Mengapa kita tidak lebih baik dalam memahami, padahal otak kita memiliki lebih dari 100 triliun hubungan yang mungkin ( sehingga computer yang paling canggih sekalipun kalah) ?
Ø  Mengapa kita tidak lebih kreatif, padahal rata-rata kita mempunyai 4 ribu pikiran setiap 24 jam?
Tentang kemampuan otak dan daya fisik, kita akan sangat takjub dengan kenyataan seperti ini ada dalam diri kita.
Ø  Jantung walau tanpa disadari mampu berdenyut 100.000 kali per hari.
Ø  Jantung mampu memompa 25.000 liter darah setiap hari melalui pembuluh darah.
Ø  Mata kita memungkinkan untuk membedakan lebih dari 10 juta warna.
Ø  Apabila keseluruhan otak disalurkan kearah yang sama, ia akan menghasilkan kekuatan otot sebesar 25 ton daya tarik.
Ø  Dan kesemuanya itu diperintahkan dan dikoordinasikan oleh segumpal otak yang beratnya hanya 1,5 kilogram.
Luar Biasa, Bukan?
Jika demikian, mengapa kita tidak bersyukur atas segala kenikmatan yang mahahebat itu dengan mengoptimalkan dan memanfaatkannya untuk berbuat lebih banyak kebaikan lagi.
Apabila jika kita menyadari bahwa begitu banyak orang-orang yang memiliki berbagai kekurangan dalam dirinya, tetapi tetap mampu menjawab tantangan kehidupan dengan meraih kesuksesan yang spektakuler.
Saat ini kita sudah mengetahui bagaimana menilai potensi diri sendiri. Hal yang harus diingat mengenai potensi kita adalah kekuatan untuk meraih kesuksesan.
Jadi, mulailah menggali potensi dalam diri dan kenali diri sendiri lebih dalam lagi. Jangan hanya mengeluh dengan kekurangan yang kita miliki tapi mulai merubah pandangan itu dengan melihat apa yang sudah diberikan oleh Allah kepada kita.

Rabu, 23 Mei 2012

Pemarah Tidak Dapat Surga



Sekali lagi saya ingin berbagi apa yang pernah saya baca kali ini judulnya adalah pemarah tidak dapat surge menurut saya cukup menarik. Semoga bisa bermanfaat untuk pembaca terutama untuk saya sendiri. Bagaimanakah cara memancing kepiting? Ya, dengan menggunakan sebatang bambu. Selain bambu, kita memerlukan tali untuk mengikatkan batu kecil pada satu ujung bambu, dan mengikat ujung satunya lagi.
Kemudian, ayunkanlah bambu agar batu pada ujung tali terayun menuju kepiting yang diincar. Ganggulah kepiting itu dengan batu, menyentak dan nyentak, agar kepiting itu marah, dan jika cara itu berhasil, kepiting akan ‘menggigit’ tali atau batu tersebut dengan marah. Capitnya akan mencengkram batu atau tali dengan kuat sehingga dengan leluasa kita dapat mengangkat bambu yang ujungnya terdapat seekor kepiting yang sedang marah tadi.
Setelah itu tinggal kita kita masukkan kedalam panic dan seterusnya kepiting itu pun berakhir sebagai hidangan yang lezat di atas meja makan kita. Kepiting itu menjadi korban karena kemarahannya.
Kita sering melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena marah.
Jika kita menjadi seorang pemarah, kita akan kehilangan energi dengan sia-sia. Mungkin bisa berakhir seperti cerita kepiting di atas berakhir sebagai korban santapan lezat. Sebaliknya, jika kita bisa menahan marah, kita akan selamat.
Menurut Sayidina Ali, ada empat hal yang paling berat untuk dilakukan, yaitu:
Ø  Memaafkan ketika marah.
Ø  Bederma ketika pailit atau dalam keadaan sulit.
Ø  Menjaga diri dari dosa ketika dalam kesendirian.
Ø  Menyampaikan kebenaran kepada orang yang ditakuti atau diharapkan.
Ada kata-kata indah yang saya ambil dari bacaan ini yaitu, Pemberani bukan berarti brangasan. Pemberani adalah orang yang bisa menahan nafsu saat marah.
Memang, hati boleh panas, telinga boleh merah, kepala boleh keras. Tapi pikiran harus selalu tetap jernih. Pastikan agar akal pikiran tetap jernih dan ekspresikan kemarahan dalam bentuk yang sehat. Kendalikan diri dan jangan terbawa emosi.
Laa taghdhab, walakal jannah,” begitu hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya” Jangan marah, bagimu surga,”.
Diantara tanda keberanian seseorang adalah mereka yang dapat menahan amarahnya. Orang yang menuruti amarahnya akan terhina, tercela, dan jatuh wibawa, serta hancur kredibilitasnya. Kalaupun harus marah, itu pun karena hal yang sangat prinsip, misalnya karena pelecehan terhadap Tuhan, bukan karena pribadinyanya yang tersinggung.
Jadi, bila kita menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penunndaan dua atau tiga detik dengan menarik nafas panjang, kalau perlu pergi ke kamar kecil, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, dan berwudhulah agar murka dan kita terlepas dari hal-hal yang bisa menghancurkan masa depan.


Senin, 30 April 2012

Pengertian : Analisis Titik Impas (Break even Point), Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis) & Beserta Contohnya


A.Pengertian Break even Point
           Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang pada penjualan. Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1.      Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
2.      Struktur biaya tetap dan variable
3.      Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
4.      Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi
Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
·         harga jual persatuan,
·         produksi minimal,
·         pendesainan produk, dan lainnya

Dalam penentuan titik impas  perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:
·         Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode
·         Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan
·         Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
B.Penjelasan break even point
           Teknik break even poin analysis atau cost volume profit analysis sering digunakan dalam menganalisis keuangan perusahaan. Model ini mencoba mencari dan menganalisis aspek hubungan antara besarnya investasi dan besarnya volume rupiah yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu.
           Dalam perusahaan peranan penjualan sudah jelas yaitu sebagai “generating income” yaitu sumber pembentukan laba. Kita menginginkan agar penjualan dapat menutupi biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.
           Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan. Beroperasi atau tidak, biaya ini harus dikeluarkan, misalnya biaya penyusutan, biaya sewa, biaya gaji, dan lain lain. Sebaliknya semakin banyak volume kegiatan atau produksi semakin rendah biaya per unit biaya variable adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada volume kegiatan. Jika ada kegiatan pasti ada biaya variable ini. Semakin banyak volume kegiatan maka semakin banyak biaya variable. Namun biaya per unit relative sama. Misalnya biaya bahan, gaji tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dll. Pengetahuan terhadap biaya inisangat penting dalam melakukan analisis break even.
           Break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya( biaya tetap dan biaya variable) sama dengan total penjualan, sehingga tidak terjadi laba dan juga kerugian.

C.Rumus BEP
            Pengetahuan akan angka break even ini sangatlah penting dalam melakukan analisis keuangan, maupun dalam perencanaan laba dan pengambilan keputusan. Perhitungan break even inidapat dijelaskan melalui contoh sebagai berikut:
            Misalkan biaya tetap(fixed cost) Rp 40.000,-, biaya ini dikeluarkan kendatipun tidak ada penjualan. Biaya variable Rp 1,2 per unit artinya berap unit yang dijual biaya variabelnya dikalikan Rp 1,2. Bertambah besar volume penjualan bertambah besar pula biaya variable. Penjualan per unit dimisalkan Rp 2.
           



Dari data ini dapat kita cari break even sebagai berikut:
Penjualan adalah harga x Volume (unit)
Sales    = Price x Quantity
S          = P . Q
S          =Rp 2 . Q
P menggambarkan harga per unit, Q menggambarkan volume penjualan dalam unit, sedangkan S menggambarkan nilai total penjualan (sales).
Total biaya adalah biaya tetap + biaya variable
TC        = FC + VC
Jika FC = Rp 40.000,- maka :
TC        = 40.000+ 1,2.Q
Dari rumusan ini kita dapat membuat rumus break even.
a.      Rumus break even point
Kalau kita ingin mengetahui total cost atau total penerimaan dari penjualan maka yang diperlukan hanya volume penjualan dalam unit (Q). setiap jumlah Q akan kita dapat menghitung sales,total cost, dan juga laba/rugi.
Namun dalam BEP yang menjadi pegangan bagi kita adalah titik dimana perusahaan tidak mengalami laba dan tidak mengalami rugi atau istilah lainnya titik IMPAS.
Titik impas ini terjadi apabila:
TR (Sales)        = P. Q
TC                    = FC + VC
Jadi pada titik break even:
Harga x Kuantitas Penjualan  =          biaya tetap + biaya variable
P . Q                                        =          FC+ VC
P .Q                                         =          FC + (V . Q )
(P. Q) – (V. Q)                         =          FC
Q (P-V)                                                =          FC
V= harga variable cost per unit
Jadi :
Q= FC / (P-V)
Dalam rumus dan contoh di atas maka break even dapat kita hitung sebagai berikut:
Q      =  =
Q       = 50.000  

b.      Metode sederhana
Dari hasil perhitungan ini dapat diketahui bahwa jumlah yang harus dijual kalau perusahaan berada pada titik impas (break even) adalah 50.000 unit.
Perhitungan dengan cara lain dapat dilihat dari table sebagai berikut:

Harga penjualan adalah Rp 2/unit.
Biaya variable Rp 1,2
Biaya tetap Rp 40.000,-
Jumlah unit

1
Harga penjualan
2(1x2)
Biaya Tetap

3
Biaya variable
4.(1x1,2)
Total Biaya

5(3x4)
Laba

6(2-5)
30.000
60.000
40.000
36.000
76.000
(16.000)
40.000
80.000
40.000
48.000
88.000
(8.000)
50.000
100.000
40.000
60.000
100.000
Break even
60.000
120.000
40.000
72.000
112.000
8.000
70.000
140.000
40.000
84.000
124.000
16.000
100.000
200.000
40.000
120.000
160.000
40.000

 Dari table ini dapat dilihat bahwa titik break even adalah pada jumlah volume penjualan sebesar 50.000 unit.
Ini berarti bahwa apabila penjualan perusahaan 50.000 unit maka perusahaan berada dalam posisi tidak mendapat laba dan tidak mengalami rugi. Oleh karena itu kalau ingin beruntung maka usahakan agar penjualan di atas break even tersebut.
D.  Kegunaan Lain dari BEP
Break even analysis sangat bermanfaat dalam mengetahui hubungan antar cost, volume, harga, dan laba. Misalnya kita ingin mencapai laba tertentu maka kita akan dapat mengetahui berapa unit barang yang harus kita jual.
Apabila misalnya dalam contoh diatas kita ingin laba Rp 8.000,- maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pertama jika tidak ada laba rumusnya:
P x Q         = FC + VC
Kalau kita ingin laba Rp 8.000,- maka rumusnya :
P x Q         = FC + VC + 8.000
2 Q            = 40.000+ 1,2 Q+ 8.000
0,8Q          =48.000
Q               = 60.000 unit.
Untuk mendapatkan laba sebesar Rp 8.000,- maka kita harus dapat menjual 60.000 unit atau volume penjualan harus Rp 120.000,-. Rumus ini bisa juga dipakai dengan harga per unit, dengan menggunakan rumus tersebut di atas.
Misalnya kita ingin mendapat laba sebesar Rp 8.000,- tapi menurut manajer penjualan kita hanya dapat menargetkan penjulaan sebanyak 50.000 unit saja. Jadi berapa harga per unit yang dapat kita jual (agar keuntungan sebesar Rp 8.000 dengan penjualan sebanyak 50.000 unit) ?
Untuk itu gunakan kembali rumusan yang sebelumnya:
P.Q           = FC + VC+ 8.000
P. 50.000 = 40.000+ 0,8(50.000) +8.000
50.000 P  = 8.000
P               = 1,76
Jadi jika kita ambil laba Rp 8.000 dan jumlah unit yang dijual hanya 50.000 unit, maka harga yang dapat kita ambil adalah sebesar Rp 1,76. Kalau P= 1,76 maka laba dapat dihitung sebagai berikut:
Sales (TR)  50.000 x 1,76                                                                                 = Rp 88.000,-
Biaya:
Biaya tetap                                                                                   = Rp 40.000,-
Biaya variable    50.000 x 0,8                                                     = Rp 40.000,-
Total biaya                                                                                                       = Rp 80.000,-
Laba                                                                                                                  = Rp 8.000,-

E. Kelemahan Penggunaan BEP
Dalam pemakaian analisis ini kita harus menyadari keterbatasan yang dikandung model ini. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataannya harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penwaran di pasar. Untuk menutupi kelemahan itu, maka harus dibuat analisis sensitivitas untuk harga jual yang berbeda.

2.      Asumsi terhadap cost
Penggolongan biaya tetap dan biaya variable juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan , biaya tetap mau tidak mau harus berubah karena pembelian mesin-mesin atau peralatan baru guna meningkatkan volume produksi untuk penjualan. Begitu pula pada perhitungan biaya variable per unit mengalami perubahan karena pada saat tertentu dapat terjadi kenaikan harga bahan baku sehingga menaikkan biaya produksi perusahaan.
3.      Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis
4.      Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas
5.      Biaya variable juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume penjualan.

Namun begitu,asumsi-asumsi terhadap analisis titik impas seperti asumsi terhadap biaya yang dianggap tetap, kapasitas produksi serta tingkat penjualan dengan jumlah dan harga yang juga diasumsikan tetap, maupun biaya variable yang disumsikan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan perlu dilakukan karena untuk dapat membuat suatu model analisis mau tidak mau perlu adanya asumsi yang mendasari perhitungan tersebut, agar perhitungan yang dilakukan dapat menghasilkan hal-hal yang ingin kita prediksi. Kelemahan-kelemahan yang terjadi merupakan resiko dari prediksi yang dilakukan sehingga dalam pengambilan keputusan melalui analisis titik impas tetap perlu adanya kehati-hatian dari manajer guna menghindari kesalahan yang berakibat pada kerugian usaha.

F. ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVITY ANALYSIS)
·         Merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh2 yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah
·         Tujuan Analisis Sensitivitas :
1.  Memperbaiki cara pelaksanaan proyek/bisnis yang sedang dilaksanakan
2. Memperbaiki design proyek/bisnis sehingga dapat meningkatkan NPV

3.  Mengurangi resiko kerugian dgn menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil
Proyek pertanian sangat sensitif (berubah-ubah) akibat 4 hal, yaitu :

1.  Harga Output (apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan yang terjadi)

2.  Keterlambatan pelaksanaan (keterlambatan inovasi teknologi, pemesanan dan penerimaan teknologi)
3. Kenaikan Biaya
(Input) Umumnya proyek sangat sensitif terhadap perubahan biaya terutama biaya konstruksi

4.  Hasil (memperkirakan hasil, gangguan hama/penyakit, gamgguan musim)
Perubahan keempat variabel tersebut akan mempengaruhi komponen Cashflow (inflow ataupun outflow) yang pada akhirnya akan mempengaruhi Net benefit dan mengubah kriteria investasi.
Cara melakukan Analisis Sensitivitas

Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut kita melakukan perubahan terhadap masalah yg dianggap penting pada analisis proyek & kemudian menentukan pengaruh perubahan tsb terhadap daya tarik proyek.
Sejumlah nilai tersebut berdasarkan data-data yang tersedia (ada dasarnya)

Misalnya,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar 30 % karena hama penyakit,
3. Dll
NPV proyek irigasi pada DF 12 % adalah Rp 8.14 ribu juta rupiah

IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
       = 21 persen
NPV pada DF 12 % = Rp 2.37 ribu juta

IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
       = 15 %



DAFTAR PUSTAKA
·         Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,

·         Syafri Sofyan, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Rajawali Pres, Jakarta, 2008.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=analisis+sensitivitas&source=web&cd=1&ved=0CCIQFjAA&url=http%3A%2F%2Fmikolehi.files.wordpress.com%2F2009%2F11%2Fanalisis-sensitivitas-sensitivity-analysis.ppt&ei=jZmeT8iCJsqHrAeopYVE&usg=AFQjCNFPF6Be9ObjerMrlasAMu6rnFYywg
 

Blogger news

About